PROPOSAL LAPORAN PROJECT APLIKASI TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI “PERANCANGAN SIRKULASI DI PERPUSTAKAAN STIE AMM MATARAM”

Minggu, 30 Oktober 2016

PROPOSAL LAPORAN PROJECT APLIKASI TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI “PERANCANGAN SIRKULASI DI PERPUSTAKAAN STIE AMM MATARAM”





PROPOSAL LAPORAN PROJECT APLIKASI  TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI
“PERANCANGAN SIRKULASI DI PERPUSTAKAAN STIE AMM MATARAM”


 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Organisasi
Perpustakaan berjalan seiring berkembangnya informasi dapat di akses berdasarkan berkembangnya teknologi informasi. Dengan demikian perpustakaan dijadikan sebagai bagian dari pusat informasi, sumber ilmu pengetahuan, penelitian, rekreasi, pelestarian khasanah budaya bangsa, serta memberikan berbagai layanan jasa lainnya. Hal tersebut telah ada sejak dulu dan terus berproses secara alamiah menunjuk kepada suatu kondisi dan tingkat perbaikan yang signifikan meskipun belum memuaskan semua pihak.

Dengan demikian, batasan istilah perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual (Sulistyo Basuki: 1991, 3). Selain buku, di perpustakaan juga terdapat sumber informasi dari bahan cetakan seperti majalah, laporan, pamflet, prosiding, manuskrip atau naskah, lembaran musik, dan berbagai karya media audiovisual seperti film, slide, kaset, piringan hitam, serta bentuk mikro seperti microfilm, microfis, dan mikroburam.
Perkembangan perpustakaan tidak dapat dipisahkan dari sejarah manusia dan perkembangan Teknologi Informasi karena perpustakaan merupakan produk manusia. Ternyata sejak dahulu kala salah satu kegiatan perpustakaan ialah menyimpan produk tulisan manusia dan perpustakaan tidak akan ada tanpa manusia. Teknologi sangat berperan dalam menunjang kemajuan perpustakaan, apalagi pada zaman sekarang ini perpustakaan di tuntut untuk mengikuti perkembangan teknologi.
Perpustakaan juga merupakan suatu unit kerja yang substansinya merupakan sumber informasi yang setiap saat dapat digunakan oleh pengguna jasa layanannya. Perpustakaan selalu dikaitkan dengan buku sementara buku dekat dengan kegiatan belajar, maka perpustakaanpun sangat dekat dengan kegiatan belajar. Hanya saja, perpustakaan bukan tempat sekolah dalam arti formal. Karena adanya kegiatan belajar yang berbeda jenjangnya, dari prasekolah hingga universitas, ditambah dengan kepentingan membaca yang berbeda-beda, maka muncullah perpustakaan dengan berbagai bentuk dan jenisnya demi menyesuaikan kebutuhan penggunanya tersebut, Ada yang disebut dengan perpustakaan perguruan tinggi.
Dalam Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 1990 pasal 55 tentang Pendidikan Tinggi disebutkan bahwa salah satu syarat untuk menyelenggarakan perguruan tinggi harus memiliki perpustakaan. Sedangkan dalam pasal 34 dikatakan bahwa Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perpustakaan merupakan unsur penunjang sebagai kelengkapan bagi pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, yang kedudukannya diluar fakultas dan kepala perpustakaanya bertanggung jawab langsung kepada Rektor.    
Dalam mendirikan suatu perpustakaan diperlukan beberapa unsur  yaitu: Landasan teori, struktur organisasi, sumber daya manusia, koleksi, dana, gedung dan perlengkapan. Sebaiknya sebelum mendirikan suatu perpustakaan perlu diadakan konsultasi dengan pakar dan studi banding ke perpustakaan yang sudah berkembang. Perpustakaan STIE AMM Mataram merupakan perpustakaan perguruan tinggi yang berada ditingkat unit  yang mempunyai tugas memperlancar pelaksanaan tugas instansi serta berfungsi sebagai tempat sumber informasi bagi pemakai.
Pemakai Perpustakaan STIE AMM Mataram adalah mahasiswa, dosen dan civitas akademika. Mahasiswa terdiri dari berbagai jurusan atau disiplin ilmu dan merupakan pemakai yang paling aktif dalam memanfaatkan sumber informasi yang ada di perpustakaan.
Sejauh ini belum diketahui dengan jelas kebutuhan dan pola perilaku mahasiswa dalam mencari informasi. Kebutuhan informasi pemakai dapat dilihat dari perilaku dalam pencarian informasi, maka perpustakaan perlu memperhatikan hal tersebut guna mendapatkan umpan balik bagi perpustakaan untuk memberikan pelayanan informasi yang sesuai dengan kebutuhan pemakai.
Ketepatan strategi yang diterapkan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan sebagai penunjang kegiatan perkuliahan sangat menentukan dalam pencarian informasi. Kesalahan dalam bertindak atau ketidaktahuan mengenai sumber informasi yang dapat diandalkan dapat menjadi faktor penghambat dalam rangka pengumpulan tugas yang diberikan pengajar. Keadaan ini jelas berhubungan erat dengan perilaku mahasiswa dalam mencari informasi yang diperlukan.

 1.2. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi STIE AMM Mataram




  
1.3. Analisa Permasalahan
Permasalahan yang ada didalam proses kegiatan di perpustakaan STIE AMM adalah masalah sirkulasi yang bersifat semi atau kebanyakan masih dilakukan secara manual karena masih banyak buku yang belum tersimpan didalam data base. Dimana pustakawan melakukan pencatatan berupa daftar pinjaman dan data pengembalian pinjaman buku, Serta input dan out put buku dari proses sirkulasi masih belum optimal dimana pelaporan yang masuk di database tidak sesuai dari hasil laporan sirkulasi.

1.4. Analisa Kebutuhan
Dari permasalahan yang telah dihadapi diatas maka perlu adanya sebuah pemikiran bagaimana jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi. Salah satu kebutuhan yang harus segera ditangani ialah proses pelayanan sirkulasi di perpustakaan yang di jalankan apa sudah sesuai dengan standar operasional pelaksanaan terhadap kondisi sekarang, kedua proses input dan out put  data buku dalam laporan yang masuk didalam laporan database dokumen pendukung yang harus di koreksi ulang apakah sudah baik.
Sehingga dari dua permasalahan tersebut maka dapat kita mengerti apa saja yang harus ada didalam sistem informasi ini “ hal – hal yang ada  dalam software” 



 KAJIAN PERMASALAH

2.1. Identifikasi Proses sirkulasi
Identifikasi Proses alur pelayanan sirkulasi perpustakaan STIE AMM Mataram merupakan sebuah proses pelayanan peminjaman dan pengembalian buku di perpustakaan yang bertujuan untuk mengetahui proses apa saja yang berhubungan dengan sistem informasi yang akan dibangun. Identifikasi tersebut meliputi identifikasi input, proses, dan output. Berikut alur pelayanan di perpustakaan STIE AMM Mataram

2.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari sistem layanan sirkulasi di Perpustakaan STIE AMM Mataram adalah :
1.      Bagaimana cara mempermudah layanan sirkulasi di Perpustakaan STIE AMM Mataram ?
2.      Bagaimana cara memperbaiki proses alur pelayanan sirkulasi di Perpustakaan STIE AMM Mataram ?








LANDASAN TEORI
3.1. Perancangan Sistem Teknologi Informasi di Perpustakaan STIE AMM Mataram
1.    Perancangan
Perencanaan merupakan mengatur sumber-sumber yang langka secara bijaksana dan merupakan pengaturan dan penyesuaian hubungan manusia dengan lingkungan dan dengan waktu yang akan datang. Definisi lain dari perencanaan adalah pemikiran hari depan, perencanaan berarti pengelolaan, pembuat keputusan, suatu prosedur yang formal untuk memperoleh hasil nyata, dalam berbagai bentuk keputusan menurut sistem yang terintegrasi.
Menurut Wilson, Pengertian Perencanaan merupakan salah satu proses lain, atau merubah suatu keadaan untuk mencapai maksud yang dituju oleh perencanaan atau oleh orang/badan yang di wakili oleh perencanaan itu. Perencanaan itu meliputi : Analisis, kebijakan dan rancangan. Ciri-ciri pokok dari perencanaan umum mencakup serangkaian tindakan berurutan yang ditujukan pada pemecahan persoalan-persoalan di masa datang dan semua perencanaan mencakup suatu proses yang berurutan yang dapat di wujudkan sebagai konsep dalam sejumlah tahapan.
Perancangan sistem informasi merupakan pengembangan sistem baru dari sistem lama yang ada, dimana masalah-masalah yang terjadi pada sistem lama diharapkan sudah teratasi pada sistem yang baru. Sebelum kita melangkah dalam membangun system aplikasi E-Library, ada baiknya kita melakukan alur perancangan dan database terlebih dahulu. Jadi, intinya kita ambil konsep standar metode yang sering digunakan oleh para developer web, yaitu metode “waterfall” :

1. Perencanaan (Planning)
2. Desain (Designing)
3. Kode (Coding)
4. Pengujian Sistem (Testing)
5. Dan Pengembangan (Maintenance)
Dalam sebuah system, pasti memiliki suatu alur. Alur kerja disini dalam artian tahap proses dari system itu sendiri. jadi alurnya seperti ini:
a.    Staf memasukan data-data utam terlebih dahulu. Data utama disini, yaitu manajemen kategori, anggota, dan buku. Jika diperlukan manajemen madul, manajemen staf, manajemen status member, maupun manajemen links (bersifat optional, karena walaupun manajemen ini tidak ada sekalipun, system masih dapat berjalan), namun sebaiknya sertakan saja.
b.    Setelah data-data utama di masukkan, staf bisa memasukkan transaksi peminjaman dengan cara berikut. Staf memasukkan member dan buku yang dipinjam. Setelah staf mengklik simpan, maka data akan masuk ke dalam manajemen transaksi. Jika ada sesuatu hal yang tidak di dukung system, maka system akan menampilkan alert peringatan kepada staf.
c.    Setelah hari terlewati, staf bisa melakukan manajemen pengembalian buku dari member melalui form pengembalian. Semua hal seperti waktu pinjam, jadwal kembali, dan tanggal kembali akan tercatat, sehingga jika member atau anggota terlambat mengembalikan buku, maka akan tampil alert pergantian sejumlah denda yang harus dibayarkan. Begitu pula jika buku yang dipinjam tersebut hilang, maka system akan menanpilkan alert pergantian sejumlah uang untuk pergantian buku.
d.   Setelah data pengembalian buku selesai, staf bisa menampilkan sekaligus mencetak data transaksi pengembalian tersebut ke dalamformat Excel.
2.    Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin systema  dan bahasa Yunani sustema. Pengertian sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan.  Atau dapat juga dikatakan bahwa Pengertian Sistem adalah sekumpulan unsur / elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan. Jadi, secara umum Pengertian Sistem adalah perangkat unsur yang teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Pengertian lain dari Sistem adalah susunan dari pandangan, teori, asas dan sebagainya. Sebenarnya, ada banyak pengertian sistem yang telah dikemukakan oleh para ahli, beberapa diantaranya akan kami sajikan melalui materi ini.
Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Esensinya system terdiri dari :
1.    komponen-komponen dalam sistem tersebut, mencakup
§  perangkat keras/hardware,
§  perangkat lunak/software,
§  prosedur-prosedur/procedure,
§  perangkat manusia/brainware, dan
§  informasi/information itu sendiri;
2.    serta fungsi-fungsi teknologi di dalamnya yaitu:
§  input,
§  proses/process,
§  output,
§  penyimpanan/storage dan
§  komunikasi/communication.
Pengertian sistem menurut Wikipedia indonesia adalah sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat.
Pada prinsipnya, setiap sistem selalu terdiri atas empat elemen:
a.       Objek, yang dapat berupa bagian, elemen, ataupun variabel. Ia dapat benda fisik, abstrak, ataupun keduanya sekaligus; tergantung kepada sifat sistem tersebut.
b.       Atribut, yang menentukan kualitas atau sifat kepemilikan sistem dan objeknya.
c.        Hubungan internal, di antara objek-objek di dalamnya.
d.       Lingkungan, tempat di mana sistem berada.
Syarat-syarat sistem:
a.    Sistem harus dibentuk untuk menyelesaikan masalah.
b.    Elemen sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan.
c.    Adanya hubungan diantara elemen sistem.
d.   Unsur dasar dari proses (arus informasi, energi dan material) lebih
     penting dari pada elemen sistem.
e.    Tujuan organisasi lebih penting dari pada tujuan elemen.

3. Teknologi Informasi
Konsep pengembangan perpustakaan dengan mengaplikasikan teknologi informasi sudah sewajarnya menjadi blue print perpustakaan. Tentu pengembangan perpustakaan tersebut tidak serta merta harus mencapai hasil pada saat itu juga, tatapi memerlukan proses perkembangan dengan memperhatikan berbagai macam faktor baik faktor internal organisasi perpustakaan dan faktor eksternalnya. Yang menjadi permasalahan sekarang ini adalah ketika perpustakaan mengubah pola pelayanan penyajian informasi dari tercetak ke informasi digital perpustakaan belum sepenuhnya mampu mengantisipasi dan mengakomodasi semua kepentingan dari pengguna dan perpustakaan itu sendiri sebagai pihak yang berkompeten dalam menyajikan informasi tersebut. Meskipun berbagai tahapan persiapan telah dilaksanakan baik dari segi software, hardware, brainware dan lingkungan organisasi yang mendukung, tatapi tidak semua komponen tersebut saling mengetahui akan tugas masing-masing.
Pada 1996 Haag dan Keen mendefinisikan teknologi informasi sebagai seperangkat alat yang membantu Anda untuk bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi. Dalam hal ini, TI dianggap alat yang digunakan untuk pekerjaan yang berkaitan dengan informasi. Pengolahan informasi yang dihasilkan diproses menggunakan alat-alat tersebut. Alat-alat ini adalah komputer beserta software-software pendukungnya.
Seringkali perpustakaan dalam hal ini petugas perpustakaan (pustakawan) terjebak pada pola pikir praktis yang lebih mementingkan kemampuan sistem informasi perpustakaan tersebut tanpa mau belajar bagaimana sebenarnya sistem tersebut bisa berjalan. Kurangnya sikap akomodatif terhadap sistem informasi tersebut pun akhirnya menjadi bumerang bagi pelaksanaan layanan perpustakaan. Bahkan apabila terjadi kesalahan sistem informasi perpustakaan, maka layanan perpustakaan akan terhenti karena menunggu perbaikan dari pihak pengembang sistem informasi. Belum lagi ketergantungan terhadap pihak pengembang itu sendiri karena bagaimanapun kehandalan sistem informasi akan selalu memerlukan perawatan berkala dan pustakawan tidak mampu menguasai program tersebut untuk melakukan perbaikan.
Pustakawan tidak dituntut sebagai programer atau pembuat program tentang sistem informasi perpustakaan tersebut, tetapi hanya dituntut untuk  mau belajar bagaimana sistem informasi tersebut dapat berjalan. Seringkali terjadi kesalahpahaman tentang sistem informasi yang telah di setup diperpustakan tersebut tetapi hasilnya justru kegiatan perpustakaan yang dikendalikan oleh sistem tersebut. Padahal sistem informasi dibuat untuk mendukung kegiatan layanan perpustakaan, tetapi yang terjadi justru sebaliknya petugas yang menyesuiakan dengan sistem informasi tersebut, bahkan ada rasa ketakutan apabila sistem tersebut berjalan maka akan menghilangkan bidang kerja yang dilakukan oleh pustakawan.
Timbul pertanyaan apakah penerapan teknologi informasi di perpustakaan dapat meningkatkan kualitas layanan perpustakaan kepada masyarakat? Tentu jawabnya adalah ya. Dengan tren teknologi yang berkembang dan kondisi masyarakat yang peka infomasi, perpustakaan memilki peluang sebagai salah satu sumber informasi favorit pilihan masyarakat. Teknologi informasi perpustakaan menjadi roh dalam setiap kegiatan layanan informasi. Jika sudah demikian maka semua komponen organisasi perpustakaan harus mendukung penggunaan teknologi informasi tersebut. Ketergantungan pada pengembang sistem informasi memang adakalanya menjadi permasalahan tersendiri apabila perpustakaan sudah memutuskan menggunakan software aplikasi tersebut, tetapi sebaiknya pihak perpustakaan yang lebih proaktif dalam memberikan masukan terhadap proses kegiatan sistem informasi perpustakaan. Perpustakaan yang memiliki content informasi sedangkan sistem informasi perpustakaan sebagai sarana semata. Pihak pengembang program dalam hal ini hanya bertindak sebagai  mitra dari perpustakaan bukan yang menentukan arah dari sistem informasi perpustakaan tersebut. Jadi harus digarisbawahi bahwa ketergantungan terhadap tenaga ahli teknologi informasi nantinya akan menghambat proses layanan informasi perpustakaan, tetapi justru sebaliknya perpustakaan yang memegang kendali tentang arah dari layanan sistem informasi tersebut. Perpustakaan dapat mengantisipasi apabila terjadi kesalahan pada sistem informasi dengan menyiapkan tenaga pustakawan yang khusus menangani permasalahan tentang sistem informasi tersebut. Pustakawan tersebut diposisikan sebagai administrator program yang bidang kerjanya hanya melaksanakan monitoring tentang berjalan tidaknya sistem informasi perpustakaan tersebut, bahkan dituntut bisa mengembangkan program tersebut kearah yang lebih baik.
Memang aplikasi penggunaan perangkat teknologi informasi di perpustakaan memerlukan kerja sama yang luar biasa besar antar komponen yang saling memiliki keterkaitan, baik intern ataupun ekstern. Tetapi apabila antar komponen tersebut saling mendukung maka tujuan dari perpustakaan itu sendiri akan terwujud yakni memberikan layanan informasi kepada masyarakat kapanpun dan dimanapun, tanpa memperhatikan batas ruang dan waktu. Apabila sudah demikian maka perpustakaan teknologi informasi akan segera terwujud. Alasanya adalah content informasi dari perpustakaan tersebut tidak lagi dalam bentuk informasi tercetak tetapi dalam bentuk informasi digital dengan tulang punggung utama adalah teknologi informasi (ICT). Content informasi dari perpustakaan teknologi informasi adalah database digital dari berbagai macam bentuk informasi yang dikehendaki oleh masyakat luas.
Dengan tersedianya network internet maka akan lebih mempercepat proses penyebaran informasi kepada masyarakat. Pada tahap perkembangan selanjutnya teknologi informasi perpustakaan merupakan media untuk menciptakan perpustakaan teknologi informasi. Artinya bahwa perpustakaan teknologi informasi merupakan jawaban dari penggunaan perangkat teknologi informasi (ICT) dengan menggunakan network (internet) sebagai tulang punggung kegiatannya. Perpustakaan teknologi informasi memberikan peluang sebesar-besarnya bagi proses pelayanan informasi perpustakaan kepada masyarakat dengan berbagai jenis pelayanan mandiri sesuai kebutuhan masyarakat pengguna.
Perpustakaan tentu saja perlu menyediakan fasilitas-fasilitas yang berorientasi cyber, seperti hot spot area dengan segala perkakas pendukungnya (tempat khusus akses, listrik, meja kursi, workstation). Layanan perlu dikembangkan untuk memudahkan para pengguna, misalnya perpustakaan menyiapkan petugas untuk membantu users taraf pemula, menambah jam layanan (khusus ruang askes) atau bila mungkin layanan 24 jam nonstop, menciptakan suasana senyaman mungkin, menyediakan ruang khusus untuk minum atau relaksasi sejenak. Sebagai layanan alternatif lain perlu juga disediakan layanan berbagai jurnal maya yang dapat ditelusur dalam ruang perpustakaan.

4.    Perpustakaan
Pada zaman global sekarang, pendidikan merupakan sesuatu yang penting. Karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan sekarang telah menjadi kebutuhan pokok yang harus dimiliki setiap orang agar bisa menjawab tantangan kehidupan.Untuk memperoleh pendidikan, banyak cara yang dapat kita capai. Diantaranya melalui perpustakaan. Karena di perpustakaan berbagai sumber informasi bisa kita peroleh, selain itu banyak juga manfaat lain yang dapat kita peroleh melalui perpustakaan. Ketika kita mendengar kata perpustakaan, dalam benak kita langsung terbayang sederetan buku-buku yang tersusun rapi di dalam rak sebuah ruangan. Pendapat ini kelihatannya benar, tetapi kalau kita mau memperhatikan lebih lanjut, hal itu belumlah lengkap. Karena setumpuk buku yang diatur di rak sebuah toko buku tidak dapat disebut sebagai sebuah perpustakaan.
Menurut UU Perpustakaan pada Bab I pasal 1 menyatakan Perpustakaan adalah institusi yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan terekam, mengelolanya dengan cara khusus guna memenuhi kebutuhan intelektualitas para penggunanya melalui beragam cara interaksi pengetahuan.
Perpustakaan adalah fasilitas atau tempat menyediakan sarana bahan bacaan. Tujuan dari perpustakaan sendiri, khususnya perpustakaan perguruan tinggi adalah memberikan layanan informasi untuk kegiatan belajar, penelitian, dan pengabdian masyarakat dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi (Wiranto dkk,1997).
Secara umum dapat kami simpulkan bahwa pengertian perustakaan adalah suatu institusi unit kerja yang menyimpan koleksi bahan pustaka secara sistematis dan mengelolanya dengan cara khusus sebagai sumber informasi dan dapat digunakan oleh pemakainya.
Namun, saat ini pengertian tradisional dan paradigma lama mulai tergeser seiring perkembangan berbagai jenis perpustakaan, variasi koleksi dalam berbagai format memungkinkan perpustakaan secara fisik tidak lagi berupa gedung penyimpanan koleksi buku. Banyak kalangan terfokus untuk memandang perpustakaan sebagai sistem, tidak lagi menggunakan pendekatan fisik. Sebagai sebuah sistem perpustakaan terdiri dari beberapa unit kerja atau bagian yang terintergrasikan melalui sistem yang dipakai untuk pengolahan, penyusunan dan pelayanan koleksi yang mendukung berjalannya fungsi – fungsi perpustakaan.



METODOLOGI PENELITIAN
4.1    Metodologi
          Metodologi pengembangan system adalah suatu proses pengembangan sistem yang formal dan presisi yang mendefinisikan serangkaian aktivitas, metode, best practices, dan tool yang terautomasi bagi para pengembang dan manajer proyek dalam rangka mengembangkan dan merawat sebagian besar atau keseluruhan sistem informasi atau software.
Proses alur pelayanan sirkulasi di perpustakaan STIE AMM
Berdasarkan gambaran proses diatas dapat dijelaskan bahwa mahasiswa bisa langsung memilih buku di rak dan memebawa buku yang ingin dipinjam kebagian layanan peminjaman dengan menggunakan kartu anggota perpustakaan atau KTM, buku diproses, buku dipinjam, lanjut saat mengembalikan buku mahasiswa membawa buku dan bukti pinjam kebagian layanan peminjaman untuk dikembalikan, buku diperiksa dan dip roses, dan selesai. Jika mahasiswa terlambat mengembalikan buku akan mendapatkan denda.

5.      ANALISA SISTEM DAN RANCANGAN SISTEM
5.1. Analisa Sistem Informasi Yang Sedang Berjalan
Analisa sistem merupakan tahap yang paling penting dalam merancang sebuah sistem karena  pada tahap analisa ini dapat dilihat bagaimana sistem yang sedang berjalan dan masalah-masalah apa saja yang sedang dihadapi. Ketelitian sangat dibutuhkan untuk menentukan seperti  apa sistem yang akan dibangun, apabila penganalisaan sistem yang ada tidak  dilakukan secara mendetail maka sistem baru yang akan didesain hasilnya tidak akan optimal.
Perpustakaan STIE AMM Mataram, sistem pelayanan sirkulasi masih menerapkan sistem semi manual. Agar pelayanan bisa dilakukan dengan cepat dan efektif, maka diajukan sistem yang bisa membantu menyelesaikan masalah yang timbul karena pemakaian sistem yang lama, Sehingga kegiatan pelayanan di perpustakaan dapat berjalan efektif
5.2. Aliran Sistem Pelayanan yang diterapkan
Aliran sistem pelayanan sirkulasi di perpustakaan STIE AMM Mataram
1.      Mahasiswa membawa buku yang ingin dipinjam ke bagian peminjaman dengan menyerahkan KTM dan buku yang dipinjam.
2.      Petugas memproses memasukkan nim dan kode buku pada aplikasi.
3.      Petugas menyerahkan bukti pinjam yang harus ditandatangani oleh peminjam, sambil .
4.      Mahasiswa menerima buku dan copy bukti pinjaman.
5.      Bagi mahasiswa yang terlambat mengembalikan dikenakan denda sebesar Rp. 5.000,- ( lima ribu rupiah ) per buku per hari.
6.      Petugas memberi tanda bukti denda, memproses pada aplikasi.
7.      Hasil denda disetor ke bendahara dalam periode triwulan.
8.      Kemudian pasien menunggu lagi untuk pemeriksaan dengan dokter spesialis yang dituju
9.      Setelah selesai pemeriksaan dan mendapatkan resep dari dokter spesialis, pasien menuju ke apotek untuk pengambilan obat
10.  Jika pasien mempunyai kartu kesehatan (kartu Puskesmas,BPJS, askes) maka pembayaran didapatkan secara gratis, tetapi jika pasien tidak mempunyai kartu kesehatan tersebut maka pasien harus membayar tunai di loket pembayaran.

5.3. Usulan system yang baru
untuk mengatasi permasalahan itu diperlukan system baru yang mampu untuk mempermudah kegiatan pelayanan diperpustakaan, adapun gambaran usulan rancangan sistem pelayanan sirkulasi diperpustakaan STIE AMM Mataram.




Diagram Alur Peminjaman Buku


Catatan data peminjam
status buku dipinjam

selesai
 

Diagram alur Pengembalian buku


selesai
Set status buku kembali & hitung denda
Set status kembali
Tampilkan daftar buku yang dipinjam & hitung denda




KESIMPULAN DAN SARAN
6.1    Kesimpulan
                             Proses kegiatan di perpustakaan STIE AMM yang masih bersifat semi atau kebanyakan masih dilakukan secara manual. Dimana pustakawan melakukan pencatatan berupa daftar pinjaman dan data pengembalian pinjaman buku, serta input dan out put buku dari proses sirkulasi masih belum optimal dimana pelaporan yang masuk di database tidak sesuai dari hasil laporan sirkulasi. Dengan membuat aplikasi penyimpanan dan pengolahan data yang dapat mempermudah proses kegiatan di perpustakaan STIE AMM, memperkecil kemungkinan kesalahan dalam penulisan data dan mempermudah dalam menginput data yang baru.
                             Perlu adanya sebuah aplikasi sistem untuk keluar dari permasalahan yang dihadapi. Salah satu kebutuhan yang harus segera ditangani ialah proses alur pelayanan sirkulasi di Perpustakaan STIE AMM yang dijalankan apakah sudah efektif dan efesien, apakah sudah sesuai dengan standar operasional pelaksanaan terhadap kondisi sekarang, kedua proses input dan out put  data buku dalam laporan yang masuk didalam laporan database dokumen pendukung yang harus di koreksi ulang apakah sudah baik. Selain itu perlu adanya sebuah sistem informasi yang dapat membantu mempermudah kegiatan pelayanan di Perpustakaan STIE AMM berjalan lancar dan baik.
6.2    Saran
                 Dalam hal pengaplikasian program ini masih ada banyak hal yang perlu diperbaiki yang dapat mendukung fasilitas untuk mengembangkan pelayanan sirkulasi dan proses input dan out put  data buku dalam laporan yang masuk didalam laporan database dokumen pendukung di Perpustakaan STIE AMM . Disisi lain dalam aplikasi ini perlu ketelitian dan ketekunan dari Operator untuk menjalankan program ini. Dengan kata lain dibutuhkan SDM (pustakawan) yang ahli dalam bidang otomasi.

















DAFTAR PUSTAKA
Agus saputra, 2012 “Membangun Aplikasi E-Library Untuk Panduan Skripsi” Jakarta
http://anissakartikarivai.blogspot.co.id/2013/03/pengembangan-sistem-informasi.html
http://febriyani23.blogspot.co.id/2013/11/definisi-perpustakaan-menurut-para-ahli.html
http://digilib.undip.ac.id/index.php/weblinks/open-educational-resources/38-lain/artikel/47-   standarisasi-perpustakaan-perguruan-tinggi
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem
http://ngada.org/pp30-1990pjl.htm
http://zuhairistain.blogspot.co.id/2013/03/pengertian-perencanaan.html


0 komentar :

Posting Komentar